Sinopsis Novel Make A Wish

Inu dan Indra duduk bersandingan di atas pohon senja, tepat di tepian rumah kecil mereka. Dari atas sana dengan dipayungi rumah kecil, mereka panjatkan doa dan harapan bagi kesembuhan Ita, yang mengidap penyakit Jantung. Ketiga sahabat dari desa Cimendung tersebut biasanya selalu menaiki pohon senja untuk sekedar bercengkrama dan mengingat kertas mimpi dalam botol alumunium yang mereka tanam di dekat pohon senja.

Usai mengetahui hasil Ujian Nasional, mereka senang bukan main. Dan memulai mengejar mimpi masing-masing. Indra ingin menjadi Dokter, Inu ingin menjadi koki luar negeri, sedangkan Ita ingin menjadi penjahit professional. Kini pohon senja hanya dikunjungi oleh Ita, sosok gadis ceria yang kreatif dalam menggambar dan merancang model pakaian. Ita tetap di Desa Cimendung untuk membantu Ibunya, Bu Euis, menjahit pakaian. Beda halnya dengan Indra dan Inu, yang berangkat ke Jakarta untuk mengejar mimpi mereka masing-masing. Indra kuliah kedokteran di Universitas Indonesia, sedangkan Inu menjadi pelayan di toko Jump Bread.

Indra semakin disibukkan dengan tugas kuliahnya. Tetapi hal tersebut tidak menjadi beban baginya karena ia memiliki penyemangat yang sekaligus menjadi pacarnya, yaitu Tami. Tak jauh berbeda dengan Inu. Berkat kedislipinan dan kerja kerasnya dalam bekerja, Inu diangkat menjadi koki di toko tempat ia bekerja. Mereka berdua tak berminat meluangkan waktu untuk pulang ke Desa, bertemu Ita dan mengunjungi pohon senja. Padahal, Ita kerap kali menelpon dan mengirim pesan singkat kepada mereka, untuk menyuruh mereka pulang ke Desa.

Ita merasa jengkel, kini kedua sahabatnya telah sibuk dengan dunia mereka masing-masing. Walaupun langganan Ibunya semakin banyak yang meminta untuk dibuatkan desain baju olehnya, tapi ia tetap mengunjungi pohon senja. Sampai suatu ketika, saat ia mengabari mereka mengenai rencana pelebaran jalan yang akan mengakibatkan pohon senja senja ditebang, mereka tetap bersikukuh untuk tetap di Jakarta dengan alasan yang membuat ia kecewa.

Berbagai cara Ita lakukan untuk mempertahankan agar pohon senja tidak ditebang. Tapi semua sia-sia. Dadanya mulai terasa sedikit sesak, napasnya mulai kembali tak beraturan. Ita memegang dadanya, sambil bersandar dipelukan Ibunya. Menggali tanah di dekat pohon senja lalu mengambil benda alumunium di tempat tersebut seakan menjadi pesan terakhir Ita kepada Ibunya, sebelum ia jatuh pingsan karena melihat robohnya pohon senja dengan mata kepalanya sendiri. Ita dilarikan ke salah satu rumah sakit di Jakarta setelah sebelumnya mendapat perawatan di Puskesmas desa. Tapi sayang, nyawa Ita tak tertolong.

Inu agak terlambat pulang ke desa  Pohon senja telah tiada, begitupun dengan Ita. Akan tetapi, ia sempat melihat wajah Ita untuk terakhir kalinya, menyolati, mengadzani, sampai membantu proses pemakaman. Beda halnya dengan Indra yang melewatkan semuanya dikarenakan ujian praktik yang tak bisa ia tinggalkan. Mereka telah melewati jalan pinggir sawah, terlihat tidak ada satupun pepohonan yang mengunjungi sepanjang jalan. Botol alumunium yang selalu mereka nanti sudah ditangan mereka. Tanpa mau melanggar kepakatan Indra, Inu dan Ita, isi botol belum mereka buka karena belum genap sepuluh tahun sejak pertama dikubur.

Setelah sekian tahun bekerja di toko Jump Bread, akhirnya Inu mendapatkan prestasi untuk ketiga kalinya secara berturut-turut sebagai karyawan terbaik, dan itu berarti ia berhak mendapat hadiah pergi ke Inggris. Selanjutnya, kariernya meningkat dan ia menjadi Manajer. Sementara itu, Indra berjuang untuk meraih beasiswa S2 ke luar negeri. Lama kemudian, mimpi mereka satu per satu terwujud. Genap sudah sepuluh tahun, dan mereka pulang ke desa untuk membaca kertas dalam botol alumunium yang tak pernah mereka buka sejak sepuluh tahun lamanya. Usai membaca, mereka kembali membentangkan mimpi mereka dengan janji yang tertulis dalam kertas tersebut. Yakni setelah impian mereka terwujud, mereka 'hijrah' kembali dan mengabdi bagi desa mereka.

Inu sudah sukses meniti kariernya dan bisnisnya. Ia menjadi direktur Asia dari perusahaan Jump Bread. Ia juga sudah memiliki pendamping hidup, yaitu Nurul, yang namanya tertulis dalam kertas miliknya. Ia memiliki anak bernama Dion. Kesuksesan Inu diikuti pula oleh keberhasilan Indra sebagai dokter spesialis penyakit jantung, setelah menyelesaikan S2-nya. Ia menikahi Tami yang sama-sama dokter spesialis jantung dan dikaruniai anak yang mereka beri nama Ara. Ara mengidap penyakit jantung, untuk itu Indra dan Tami kerap kali bertanya cara merawat dan membesarkan Ita kepada bu Euis. Mereka semua hidup bahagia dan membangun Taman Sejati di Desa Cimendung untuk memperingati betapa sejatinya Almarhumah Ita di dalam menjaga persahabatannya dengan Indra dan Inu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kata Sambutan Ketua Panitia BTS

Film Sang Pemimpi Resensi

Stop Instanisasi Pengetikan!