Full Day School
Assalamualaikum wr. wb.
para pembaca, sudahkah kalian membaca koran atau menonton televisi atau setidaknya mendengar perbincangan orang lain mengenai full day school? saya rasa sudah. karena memang tak bisa dipungkiri topik yang saya angkat ini memang sedang marak-maraknya diperbincangkan dalam media massa. untuk lebih mengetahui apa itu full day school, silahkan menyimak ulasan berikut.
telah ramai diperbincangkan dan dibahas oleh segelintir orang yg berkecimpung di dunia pendidikan, bahwasanya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menggagas sistem "full day school" untuk SD dan SMP, baik negeri maupun swasta. Alasannya agar anak tidak sendiri ketika orang tua mereka masih bekerja.
pertanyaan sederhana namun kritis yang muncul dalam benak para orang tua murid yaitu, SEKOLAH SEHARI PENUH, APAKAH PERLU? pasalnya, anak-anak yang sejatinya masih dalam masa pertumbuhan memerlukan apa itu yang namanya bermain. dengan tercanangkannya full day school istilah yang sering diungkapkan dalam dunia pengajaran yaitu belajar sambil bermain, sepertinya tak terpakai lagi. dan mungkin akan terganti dengan istilah baru, yaitu belajar sambil menunggu orang tua pulang kerja. sedikit flashback, mungkin orang tua kita dahulu suka memarahi kita jika kita terlalu lama bermain, benar begitu bukan? tetapi sungguh, orang tua dahulu yang memang terkenal "galak" pasti tingkat kemarahannya lebih tinggi jika kita seharian dipaksa mengikuti proses pembelajaran sehari penuh. ini merupakan perkara untuk sebuah realita.
pernah saya paksakan diri sewaktu SMK belajar seharian penuh untuk menghadapi ulangan kenaikan kelas. tapi yang terjadi adalah bukannya saya menguasai materi pelajaran, malahan kepala saya menjadi pusing karena otak terlalu dipaksa. nah coba kita kembalikan ke anak-anak di SD dan SMP. bagaimana bisa mereka melakukan hal tersebut setiap hari? belum lagi di negeri ini para pengajar SD dan SMP masih ada yang kurang profesional. bagaimana bisa orang tua murid mempercayakan anak-anak mereka kepada pengajar yang kurang profesional? yang mana pengajar yang kurang profesional kerap kali mementingkan kepentingan pribadi dan tidak masuk kelas. jika hal seperti itu yang terjadi, para siswa harus rela mengorbankan waktu yang harusnya digunakan untuk berkumpul bersama keluarga. ilmu tak dapat, kebersamaan pun tak dapat.
perilaku dan peraturan yang kurang "mengenakan" bagi anak akan memancing kebiasaan berbohong bagi anak. ya, anak akan cenderung berbohong untuk menghindari hal yang tidak ia sukai. pernah saya membaca artikel yang menceritakan kebohongan seorang anak. seorang ayah memasukkan anaknya ke sekolah terpadu atau unggulan dengan target luar biasa untuk setingkat SD. SD tersebut masuk jam 06.45 dan selesai pukul 15.00. tapi kemudian dia bilang anaknya selalu mengeluh sakit perut setiap mau berangkat. awalnya dia mengira sakit sungguhan, lama-lama diketahuilah bahwa anaknya hanya mencari alasan. namun sesungguhnya dia mengetahui bahwa anaknya stress karena harus berada di tempat yang mewajibkannya "pintar".
sekolah adalah tempat bagi siswa untuk bernaung, bukan tempat bagi "orang tak waras" untuk dipasung. pelajar tak suka dikekang, karena sesungguhnya pelajar adalah pejuang, pejuang pembangun Indonesia di masa mendatang. wahai pemerintah, dunia pendidikan kita ini janganlah dijadikan kelinci percobaan, jangan biarkan murid menganggap belajar sebagai beban. biarkanlah mereka merasakan masa kecil yang bahagia.
Wassalamualaikum wr. wb.
para pembaca, sudahkah kalian membaca koran atau menonton televisi atau setidaknya mendengar perbincangan orang lain mengenai full day school? saya rasa sudah. karena memang tak bisa dipungkiri topik yang saya angkat ini memang sedang marak-maraknya diperbincangkan dalam media massa. untuk lebih mengetahui apa itu full day school, silahkan menyimak ulasan berikut.
telah ramai diperbincangkan dan dibahas oleh segelintir orang yg berkecimpung di dunia pendidikan, bahwasanya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menggagas sistem "full day school" untuk SD dan SMP, baik negeri maupun swasta. Alasannya agar anak tidak sendiri ketika orang tua mereka masih bekerja.
pertanyaan sederhana namun kritis yang muncul dalam benak para orang tua murid yaitu, SEKOLAH SEHARI PENUH, APAKAH PERLU? pasalnya, anak-anak yang sejatinya masih dalam masa pertumbuhan memerlukan apa itu yang namanya bermain. dengan tercanangkannya full day school istilah yang sering diungkapkan dalam dunia pengajaran yaitu belajar sambil bermain, sepertinya tak terpakai lagi. dan mungkin akan terganti dengan istilah baru, yaitu belajar sambil menunggu orang tua pulang kerja. sedikit flashback, mungkin orang tua kita dahulu suka memarahi kita jika kita terlalu lama bermain, benar begitu bukan? tetapi sungguh, orang tua dahulu yang memang terkenal "galak" pasti tingkat kemarahannya lebih tinggi jika kita seharian dipaksa mengikuti proses pembelajaran sehari penuh. ini merupakan perkara untuk sebuah realita.
pernah saya paksakan diri sewaktu SMK belajar seharian penuh untuk menghadapi ulangan kenaikan kelas. tapi yang terjadi adalah bukannya saya menguasai materi pelajaran, malahan kepala saya menjadi pusing karena otak terlalu dipaksa. nah coba kita kembalikan ke anak-anak di SD dan SMP. bagaimana bisa mereka melakukan hal tersebut setiap hari? belum lagi di negeri ini para pengajar SD dan SMP masih ada yang kurang profesional. bagaimana bisa orang tua murid mempercayakan anak-anak mereka kepada pengajar yang kurang profesional? yang mana pengajar yang kurang profesional kerap kali mementingkan kepentingan pribadi dan tidak masuk kelas. jika hal seperti itu yang terjadi, para siswa harus rela mengorbankan waktu yang harusnya digunakan untuk berkumpul bersama keluarga. ilmu tak dapat, kebersamaan pun tak dapat.
perilaku dan peraturan yang kurang "mengenakan" bagi anak akan memancing kebiasaan berbohong bagi anak. ya, anak akan cenderung berbohong untuk menghindari hal yang tidak ia sukai. pernah saya membaca artikel yang menceritakan kebohongan seorang anak. seorang ayah memasukkan anaknya ke sekolah terpadu atau unggulan dengan target luar biasa untuk setingkat SD. SD tersebut masuk jam 06.45 dan selesai pukul 15.00. tapi kemudian dia bilang anaknya selalu mengeluh sakit perut setiap mau berangkat. awalnya dia mengira sakit sungguhan, lama-lama diketahuilah bahwa anaknya hanya mencari alasan. namun sesungguhnya dia mengetahui bahwa anaknya stress karena harus berada di tempat yang mewajibkannya "pintar".
sekolah adalah tempat bagi siswa untuk bernaung, bukan tempat bagi "orang tak waras" untuk dipasung. pelajar tak suka dikekang, karena sesungguhnya pelajar adalah pejuang, pejuang pembangun Indonesia di masa mendatang. wahai pemerintah, dunia pendidikan kita ini janganlah dijadikan kelinci percobaan, jangan biarkan murid menganggap belajar sebagai beban. biarkanlah mereka merasakan masa kecil yang bahagia.
Wassalamualaikum wr. wb.
Komentar
Posting Komentar