SEDIKIT BERBICARA TENTANG MUSIKAL DAN KINESTETIK

"Pendidikan bukan hanya, tugas guru semata. Melainkan tanggung jawab bersama." Ya itulah penggalan dari lagu senam PGRI yang di bulan Agustus hampir setiap hari bergema di SD tempatku PKM. Ketika itu akan diadakan lomba senam untuk kelas 4-6, dan yang kebanyakan dipilih yaitu senam PGRI.



Kekaguman yang luar biasa bergejolak di dalam hatiku saat pertama kali mengetahui bahwa, "ada lho senam yang liriknya itu berupaya menyadarkan dan mengandung ajakan kepada masyarakat luas untuk sama-sama memperhatikan pendidikan." Sebagai tanggung jawab bersama, tentu saja peran dan gelagat guru -ideal- juga harus dihadirkan di masyarakat. Karena percuma saja apabila peran guru sudah maksimal di sekolah, akan tetapi orang dewasa di sekeliling siswa memberi contoh yang buruk yang tentu saja akan terekam di memori otak siswa dan sewaktu-waktu bisa diputar dan dipraktekan kembali.

Lagu-lagu yang mengandung pesan moral dan sesuai dengan usia tumbuh kembang anak, sudah semestinya sering diputar (disetel) di SD. Pasalnya, pendekatan musikal cenderung lebih efektif untuk menyadarkan siswa dan masyarakat luas tentang pentingnya pendidikan -sekolah-, ketimbang dengan pendekatan linguistik (tulisan, atau ceramah).

Pendekatan musikal yang memang mudah diterima oleh setiap kalangan -kanak-kanak sampai lansia-, memiliki tempat tersendiri di hati pencintanya. Tak heran, musik tik-tok dengan cepatnya beredar, viral, terhafal, kemudian secara spontan dinyanyikan secara masif, karena memang selain mudah dihafal, nadanya juga selalu menggembirakan. Termasuk lagu bergenre dangdut, "Di sini menunggu di sana menanti" yang walaupun secara tersurat liriknya mengandung emosi kesedihan, tapi tetap dikemas dengan nada yang menggembirakan. Tentu saja lagi-lagi pendekatan musikal dengan konsep musik menggembirakan seperti itulah yang harusnya diciptakan oleh para pakar pendidikan di negeri ini dalam menyusun pembelajaran, agar tujuan pendidikan bisa tercapai secara lebih efektif.

Musik memang merupakan sesuatu yang sugestif. Terlebih pada mereka yang merasa, "wah nih lagu gue banget", akan lebih liar -suka-suka sendiri- dalam menginterpretasikan (menafsirkan/memaknai) lirik lagu yang ia dengarkan. Seperti contohnya lagu "Hanya Rindu - Anmesh" yang diinterpretasikan oleh sebagian kalangan remaja sebagai lagu yang pas, untuk mereka yang sedang rindu mantan pacar. Kemudian yang tak kalah unik, interpretasinya yaitu berharap Tuhan menghidupkan kembali pacar yang sudah meninggal walau hanya sejenak. Adapun jika itu tafsirannya, jelas keliru karena di video clipnya kita bisa dengan jelas berkesimpulan. Bahwa lagu itu adalah untuk sang Ibunda yang sudah meninggal.

Atau ada lagi lagu tik tok "Salah Apa Aku (entah apa yang merasukimu)" yang bahkan hampir setiap Android sekarang sudah pernah "nyetel" atau "kesetel" lagu tersebut, karena kebetulan lewat di timeline social media. Secara spontan juga lagu tersebut kerap kali dinyanyikan siswa-siwa SD ketika sedang bercanda ria di SD. Hebatnya, dengan bernyanyi sepenggal saja dapat membuat mereka semua secara psikis senang, bergembira, dan -menurut asumsi pribadiku- dapat meningkatkan mood dalam bersosialisasi di sekolah.

Intinya sebegitu mudahnya musik diterima dikalangan anak muda, yang harusnya dapat juga dimaksimalkan (menjadi bahan pengajaran) oleh guru dan pihak manapun yang berkepentingan dalam bidang pendidikan, untuk memasifkan pendekatan musikal. Yang tentu saja dalam hal di atas -senam- dibarengi juga dengan pendekatan kinestetik secara lebih dominan.

Pendidikan di Indonesia apabila dikelola dengan prinsip-prinsip integratif, tentu harus memadukan berbagai aspek guna terciptanya insan yang tidak norak -udik melihat suatu hal. Melalui pendidikan yang integratif, yang bukan hanya memadukan segala macam mata pelajaran, tapi juga segala elemen kemasyarakatan, kita semua berharap Indonesia bisa menjadi negara yang unggul Sumber Daya Manusianya dan terampil dalam segala bidang.


Dariku,



Kuli Tinta
#BelajarMenulis #CatatansiKuli

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kata Sambutan Ketua Panitia BTS

Film Sang Pemimpi Resensi

Stop Instanisasi Pengetikan!